Planet 98900699 Multimedia

My Biografi Slideshow: Anto’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.


Makna Bulan Ramadhan Dan Hari Kemerdekaan RI
Seperti tahun lalu, kini perayaan kemerdekaan RI kembali jatuh pada bulan suci Ramadhan. Ini sama halnya proklamasi kemerdekaan 66 tahun lalu yang jatuh pada bulan puasa.
Ibadah Puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan segala macam bentuk hawa nafsu dan segala sesuatu yang mengurangi pahala puasa dari mulai fajar hingga Magrib. Orang yang menjalankan ibadah puasa identik dengan badan lemas dan bermalas-malasan. Rutinitas dan kesibukan yang tinggi sangat menyita tenaga.
Sepertinya mustahil jika proklamasi dilakukan pada saat bulan puasa, dengan kondisi lemah tanpa tenaga. Tapi sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu berjuang dalam kondisi yang tidak mungkin. Bangsa Indonesia memiliki semangat yang tinggi untuk bebas dari penjajahan. Semangat ini lahir dari kebersamaan, perasaan ingin bebas dan merdeka. Sama halnya hikmah puasa, munculnya rasa empati kepada sesama. Rasa empati yang memunculkan solidaritas dan semangat dalam jiwa.
Semoga kita bisa mengambil hikmah puasa dan meneladani nilai kemerdekaan.

PERNIK RAMADAN

Menghayati Makna Puasa a la Muslim Tionghoa

MEMPERBANYAK zikir tetapi bukan sekedar menyebut di lidah, tapi menyebut di hati agar dirasakan oleh jiwa. Begitu pula puasa yang dihayati akan menjadi pendorong melawan hawa nafsu. Sebab puasa seperti itu akan menimbulkan keinsyafan.
Kira - kira demikianlah yang diarasakan oleh umat Muslim Tionghoa di Kudus dalam melaksanakan dan menghayati puasa tahun ini.
Sebenaranya bagi mereka tidak ada yang istimewa dalam puasa tahun ini jika dibanding tahun lalu. Ibadah sholat serta tarawih.
Salah satu Muslim etnis Tionghoa, warga Desa Krandon, Kecamatan Kota, Kudus, bernama Yuda Setiabudi saat ditemui Suara Merdeka CyberNews mengatakan, jika dilihat secara awam pastilah orang akan heran ada etnis Tionghoa puasa dan melakukan ibadah sholat.
"Dulu di era sebelum Presiden Gus Dur tepatnya tahun 1999 pemandangan tersebut suatu hal yang aneh dan banyak orang terheran melihatnya. Namun hal tersebut kini telah biasa," katanya.
Memang keberadaan umat Muslim Tionghoa di Kudus belum banyak orang yang tahu, namun mereka telah membaur dengan umat yang lain dan menjalani kehidupan yang rukun. "Keindahan tersebut tampak pada saat bulan Ramadan ini," jelasnya.
Yuda menuturkan, di jaman era orde baru untuk beribadah masih sulit karena ruang geraknya dibatasi. Hal ini semata karena kebijakan  pemerintah jaman dulu seperti itu, namun kini sudah lain.
"Selain itu untuk belajar tehataag agama Islam juga lebih mudah selain banyak literatur yang banyak beredar komunitas Muslim Tionghoa juga berkembang pesat dan berbaur dengan masyarakat pribumi," jelasnya.
Yuda menjelaskan, menghidupkan Ramadan ialah memuliakan bulan Ramadan dengan amalan yang bermanfaat. "Atau bisa dikatakan menghayati puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu," terangnya.
Menjaga Sikap
Hal senada dikatakan oleh Liem Tjoe Hien atau populer dengan nama Peter Muhammad Faruq, warga Kecamatan Kaliwungu Kudus. Ia mengaku, bulan puasa ini merupakan bulan yang penuh rahamat dan sebagai umat Muslim wajib menjalankannya."Bagi saya yang terpenting adalah menjalankannya dengan penuh kesungguhan hati," katanya.
Selain itu yang terpenting menjaga sikap dari hawa nafsu apapun, serta menjauhi hal-hal berujung pada perbuatan asusila maupun maksiat, bahkan tindak kriminal. "Lebih baik diisi dengan kegiatan rohani Islam agar iman dan ketakwaan bisa terjaga dengan baik," katanya yang juga ketua Persatuan Iman Tauhid Indonesia Kudus.

Puasa Dalam Perspektif Islam : Ceramah Hari 1 Ramadhan

Puasa Dalam Perspektif IslamCeramah Hari 1 Ramadhan – Sahabat , dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan 1432 H ini, Blog Pustaka Sekolah akan update contoh ceramah-ceramah Islami seputar bulan puasa, yang bisa dibawakan pada ceramah sebelum shalat Tarwih. Pada kesempatan pertama ini, Judul ceramah puasa pada hari ke-1 ramadhan yang akan saya bagikan adalah Puasa dalam Persfektif islam.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan yang kesekian kalinya kita dipertemukan lagi dengan bulan ramadhan 1432 h, marilah kita sambut bulan suci ramadhan ini dengan ucapan “Marhaban ya Ramadhan 1432 H”. Sambutan ini menunjukkan bahwa bahwa tamu disambut dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya; tidak menggerutu dan menganggap kehadiarannya “mengganggu ketenangan” atau suasana nyaman kita.
Jamaah Tarwih yang berbahagia …
Untuk itu kita perlu mempersiapkan bekal dan tekad yang membaja guna mennelusuri jalan, memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam ramadhan dengan salat dan tadarrus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah SWT.
Al-qur’an menggunakan kata shiyam dalam arti puasa menurut hukum syariat. Secara bahasa, kata shiyam yang berakar dari huruf-huruf sha-wa-ma berarti “menahan” dan “berhenti” atau “tidak bergerak”. Manusia yang berupaya menahan diri dari suatu aktifitas – apapun aktifitas itu – dinamai shaim (berpuasa). pengertian kebahasaan ini dipersempit  maknanya oleh hukum syariat, sehingga puasa (shiyam) hanya digunakan untuk “menahan diri dari makan, minum dan upaya mengeluarkan sperma dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari”.
Jamaah Tarwih yang dirahmati Allah SWT…
Namun Al-Qur’an menginformasikan bahwa kata shiyam tidak hanya membatasi padamenahan makan, minum dan berhubungan suami-istri, tetapi juga digunakan dalam arti manahan bicara (Qs. Maryam 19:26). Bahkan, kaum sufi, merujuk kepada hakikat dan tujuan puasa, menambahkan bahwa kegiatan yang harus dibatasi selama melakukan puasa mencakup pembatasan atas seluruh anggota tubuh, hati, dan pikiran dari melakukan segala macam dosa.
Hakikat shiyam atau shaum bagi manusia adalah menahan atau mengendalikan diri, karena itupula puasa disamakan dengan sikap sabar. Hadis Qudsi yang menyatakan antara lain bahwa: Al-Shaumu liy wa Ana Ajziy yang aritnya Puasa untuk-Ku, dan Aku yang memberi ganjaran (HR. al-bukhari) dipersamakan oleh banyak ulama dengan firman-Nya dalam QS. az-Zumar 39:10:Surah Az-Zumar 39:10
Yang artinya:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”.
Orang sabar yang dimaksud di sini adalah orang yang berpuasa. Ada beberapa macam puasa dalam pengertian syariat / hukum sebagaimana di singgung diatas, yakni:
  1. Puasa wajib sebulan ramadhan.
  2. Puasa kafarrat, akibat pelanggaran, atau semacamnya.
  3. Puasa Sunnat.
Jamaah tarwih yang berbahagia …
Uraian Al-Qur’an tentang puasa ramadhan, ditentukan dalam Qs. al-baqarah 2:183-185 dan 187. Ini berarti bahwa puasa ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi SAW hijrah ke madinah, yakni pada 10 Syaban tahun ke-2 hijriah. Berikut ayat-ayatnya:surah al-baqarah 2:183

surah al-baqarah 2:184
Surah Al-baqarah 2:185Surah Al-Baqarah 2:187Yang Artinya:
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Jamaah tarwih yang dirahmati Allah SWT…
Berdasarkan Ayat-ayat diatas dapat disimpulkan beberapa point, antara lain:
kewajiban puasa di bulan Ramadhan yang diawali dengan panggilan mesra “wahai orang-orang yang beriman,….” dimaksudkan agar dapat mendorong umat Islam untuk melaksanakannya dengan baik, tanpa kesalahan. Bahkan, tujuan puasa tersebut adalah untuk kepentingan yang berpuasa sendiri, yakni “agar kamu bertaqwa atau terhindar dari siksa api neraka”;
Kewajiban puasa tersebut hanya beberapa hari, itu pun hanya diwajibkan bagi yang berada dikampung halaman tempat tinggalnya, dan dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga “barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan” maka dia boleh tidak berpuasa dan menggantinya pada hari yang lain. “sedang yang merasa sangat berat berpuasa, maka dia harus membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin”.
Sekalipun puasa adalah kewajiban bagi umat Islam, tetapi “Allah menghendaki kemudahan untuk kamu bukan kesulitan”.
Pelaksanaan puasa dalam arti menahan makan, minum dan hubungan suami-istri dimulai sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. karena itu, makan, minum dan berhubungan suami-istri dapat dilakukan sejak terbenam matahari sampai terbit fajar. namun puasa harus disempurnakan dan jangan dinodai dengan perbuatan melanggar norma agama, “sempurnakanlah puasa itu sampai malam”.
Jamaah tarwih yang berbahagia …
Secara jelas Al-qur’an menyatakan bahwa tujuan puasa adalah untuk mencapai ketaqwaan, la’allakum tattaqun. Menahan diri dari lapar bukanlah tujuan utama puasa. Hal ini disyaratkan di dalam hadis Nabi, yang artinya “Banyak diatara orang yang berpuasa tidak memperoleh sesuatu dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga”.
Taqwa, secara bahasa berarti menghindar, mejauhi, menjaga diri. Kalimat perintah ittaqullah, secara harfiah berarti hindarilah, jauhilah atau jagalah dirimu dari Allah, makna ini mustahil dapat dilakukan oleh mahluk. Bagaimana mungkin menghindarkan diri dari Allah atau menjauhi-Nya, sedangkan Allah bersama kamu dimanapun kamu berada. Oleh karena itu perlu disiapkan kata atau kalimat untuk meluruskan maknanya. Misalnya, kata siksa atau yang semakna dengannya, sehingga perintah bertaqwa mengandung arti perintah untuk menghindarkan diri dari siksa Allah.
Jamaah tarwih yang berbahagia …
Dengan demikian, puasa dibutuhkan oleh semua manusia, kaya ataupun miskin, pandai ataupun bodoh, untuk kepentingan pribadi atau masayarakat, yakni pengendalian diri. hal ini mengisyaratkan bahwa dengan berpuasa, manusia berupaya dalam tahap awal dan minimal meneladani sifat-sifat Allah. nabi bersabda: “Takhallaqu bi akhlaq Allah” Teladanilah sifat-sifat Allah. Manusia mempunyai kebutuhan beraneka ragam, dan yang terpenting adalah kebutuhan fa’ali, yaiut makan, minum, dan hububgab suami-istri. ketiga kebutuhan itu tidak dibutuhkan oleh Allah SWT.
Disamping itu puasa bertujuan mempertinggi rasa persaudaraan dan kepedulian sosial, ibadah puasa mengasah dan mengasuh manusia agar memiliki sifat sabar dan jujur.
Semoga Ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan ramadhan ini nantinya dapat melahirkan nilai-nilai ketaqwaan, nilai-nilai persaudaraan, kebaran dan kejujuran.**
Wa Allah A’lam bi al-Shawab.

What Is Ramadhan?
 Ramadhan (   رمضان) adalah bulan Puasa bagi umat Islam atauMuslim di seluruh dunia, dimana ummat Islam menahan makan, minum, nafsu amarah, dan melakukan hubungan suami-istri dari fajar terbit hingga matahari terbenam. Pada Bulan Ramadhan ini pula umat Muslim memperbanyak amalan ramadhan, diantaranya, shalat tarawih pada malam hari, tadarruz al-Qur’an (membaca kita suci Quran), menunaikan zakat fitrah pada minggu-minggu terakhir puasa.

What Is Ramadhan?

Bulan Ramadhan merupakan bulan ke- 9 menurut kalender Islam atau Hijriyah, bulan paling suci dalam kalender Islam. Di seluruh dunia, Ramadhan 2011 juga dikenal sebagai Ramadhan 2011, Ramadhan Mubaraq 2011, Ramadhan 2011, Puasa 2011, atau bulan Ramadhan 1432 H.
Ramadhan 2011 adalah bulan puasa bagi umat islam, di mana umat Islam di seluruh dunia mengamalkan perintah Allah, dimana ummat menahan secara selama 1 bulan penuh, yakni menahan diri dari makan, minum, nafsu amarah dan berhubungan suami istri di siang hari.

Hukum Berpuasa Pada Bulan Ramadhan

Dalil-dalil atau hukum yang menunjukan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan antara lain:
Surah Al-Baqarah 2:183:

يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَمِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu shaum sebagaimanadiwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Batasan Puasa pada bulan Ramadhan dijelaskan Allah SWT pada firmannya dalam Surah Al-Baqarah 2:184, yang artinya:
“(yaitu)dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kalian ada yangsakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya shaum)sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagiorang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak shaum) membayarfidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaanhati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan shaumlebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”
Adapun dasar hukum lainnya dalam berpuasa pada bulan Ramadhan, adalah:
Surah Al-baqarah 2:185 yang artinya:
“(Beberapa hari yang ditentukan ituialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’ansebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itudan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa diantara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklahia shaum pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu iaberbuka), maka (wajiblah baginya shaum), sebanyak hari yang ditinggalkannyaitu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dantidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkanbilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yangdiberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.”
Dan masih banyak lagi firman Allah SWT serta hadis-hadis shahih Muhammad SAW tentang kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan.

Kapan Ramadhan 2011?

Ramadhan 2011 diperkirakan (secara resmi akan diputuskan dengan cara hisab atau rukyat) akan dimulai pada tanggal 1 Ramadhan 1432 H atau bertepatan dengan Senin, 1 Agustus 2011, dan akan berakhir pada hari Senin 29 Agustus 2011.  Hari pertama Ramadhan 2011 akan di putusan oleh otoritas Islam atau dalam hal ini Departemen Agama Republik Indonesia, begitupun hari terakhir puasa akan dilakukan pula hisab atau rukyat.
Hari setelah Ramadhan 2011 akan dirayakan sebagai Idul Fitri 2011, atau disebut dengan nama yang berbeda sesuai dengan bahasa lokal, seperti Lebaran 2011, Idul Fitri 2011, Hari Raya 2011, atau Hari Raya Puasa 2011 . Pada hari raya idul Fitri 2011 atau dalam penanggalan Hijriyah adalah Idul fitri 1432 H, dikenal sebagai hari Holy atau hari raya Ummat Islam sedunia, dimana seluruh ummat Islam akan melaksanakan shalat Ied 2 rakaat pada tanggal 1 Syawal 1432 h atau bertepatan dengan hari Selasa 30 Agustus 2011 (masih perkiraan). Setelah umat Islam akan saling mendatangi untuk bersilaturrahmi untuk saling maaf memaafkan, pada hari ini biasa dihidangkan makanan yang enak-aenak, antara lain Ketupat, semur ayam, Buras dan kue-kue lebaran. Demikialnlah sedikit artikel mengenai what is Ramadhan, semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat tentunya.

Categories: